FAM68 – Bintang Liverpool Mohamed Salah kembali menorehkan prestasi pribadi dengan meraih penghargaan PFA Men’s Player of The Year alias Pemain Pria Terbaik versi Professional Footballer’s Association (PFA) dalam PFA Awards 2025.
Mohamed Salah Catat Rekor Baru dengan Raih Tiga Kali Penghargaan PFA Player of the Year
FAM68 – Setelah dipilih sebagai Pemain Terbaik tahun 2025 oleh PFA, Mohamed Salah segera mencetak sejarah baru di Inggris. Oleh karena itu, ia langsung menyampaikan rasa terima kasih kepada setiap individu yang memilihnya sehingga ia bisa menerima penghargaan berharga tersebut.
Selanjutnya, Mohamed Salah kembali menorehkan tinta emas dalam perjalanan gemilang karier sepak bolanya di Inggris. Sebagai penyerang Liverpool, ia baru saja meraih gelar Pemain Terbaik Premier League dari PFA, yakni Asosiasi Pesepakbola Profesional.
Tidak berhenti di situ, Salah berhasil mengamankan penghargaan ini untuk ketiga kalinya sejak ia bergabung di Premier League. Dengan demikian, ia melampaui semua pemain lain yang pernah tampil di liga tertinggi Inggris.
Lebih lanjut, Salah mengukir sejarah baru yang sulit disaingi karena ia sukses meraih tiga gelar PFA Player of the Year. Melalui capaian ini, ia menegaskan dominasinya sekaligus memperlihatkan konsistensi luar biasa di level tertinggi.
Perjalanan Mohamed Salah: Dari Kegagalan di Chelsea hingga Menjadi Ikon Sepak Bola Dunia
FAM68 – Membicarakan perjalanan luar biasa Salah memang tidak pernah membosankan. Sebagai pemain muda Mesir, ia segera menunjukkan kemampuan hebat dan berhasil bersinar di salah satu liga paling kompetitif di dunia.
Selain itu, ia menegaskan bahwa menerima tiga gelar PFA Player of the Year tidak sekadar soal trofi pribadi. Sebaliknya, pencapaian itu ia anggap sebagai bukti nyata kerja keras, konsistensi, serta dedikasi sepanjang karier.
Kemudian, dengan penuh keyakinan, Salah menegaskan, “Saya melihat diri saya sendiri. Seorang pria dari Mesir yang akhirnya mencapai level tertinggi dan berhasil mengukir sejarah.”
Meskipun demikian, ia juga mengingat kembali masa-masa sulitnya di Inggris. Ketika kariernya bersama Chelsea tidak berjalan sesuai harapan, ia justru memilih bangkit, menerima tantangan, dan akhirnya melangkah ke klub lain untuk membuktikan diri.
Selanjutnya, ia menilai bahwa kegagalan masa lalu justru memotivasinya agar terus berusaha lebih keras. Ia berkata, “Saya ingat ketika gagal di Chelsea sepuluh tahun lalu. Saat pergi ke suatu tempat lalu tidak berhasil, pengalaman itu selalu tertanam dalam pikiran Anda. Namun, justru dari situlah saya belajar untuk tidak pernah menyerah.”
