FAM68 – Aparat mengerahkan ribuan personel gabungan untuk mengawal aksi unjuk rasa Gerakan Mahasiswa Bersama Rakyat (GEMARAK) bersama sejumlah elemen masyarakat di depan Gedung DPR/MPR RI, Jakarta Pusat, Kamis (21/8/2025)
Aksi Gemarak di Depan DPR: Spanduk “Indonesia Sold Out” Dikibarkan
FAM68 – Pada hari Kamis (21/8/2025), sejumlah massa dari Gerakan Mahasiswa Bersama Rakyat (Gemarak) segera memadati depan pintu gerbang Gedung DPR/MPR RI di Tanah Abang, Jakarta Pusat. Mereka tiba di lokasi sekitar pukul 16.02 WIB, menurut laporan berbagai media dan wartawan.
Selanjutnya, satu mobil komando hadir bersama sejumlah mahasiswa yang mengenakan beragam almamater. Mereka membawa spanduk besar bertuliskan “Indonesia Sold Out” berwarna putih dan merah. Setelah itu, spanduk tersebut dipasang tepat di depan pintu gerbang Gedung DPR RI.
Tidak hanya itu, beberapa peserta aksi juga mengibarkan bendera Merah Putih dan bendera bergambar One Piece yang terikat pada batang kayu yang sama. Kemudian, mereka mengibarkannya sambil meneriakkan yel-yel perjuangan.
Dalam pidatonya, salah seorang orator menegaskan bahwa biaya pendidikan tinggi semakin melonjak, baik di perguruan tinggi negeri maupun swasta. Akibatnya, akses masyarakat terhadap pendidikan kian terbatas. Lebih jauh lagi, ia menyoroti pengusaha yang terus menguasai aset negara sehingga, menurutnya, kondisi tersebut mengancam kedaulatan rakyat.
Dengan nada tegas, ia menyatakan bahwa pendidikan modern kini telah dikapitalisasi secara masif. Seiring waktu, jumlah mahasiswa yang berdatangan ke lokasi aksi terus bertambah. Misalnya, satu rombongan dari Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta turut hadir dan langsung bergabung dengan massa lainnya.
Baca Berita Sebelumnya :
Arema Menang Tipis Skor 2-1 Atas Bhayangkara BRI Superleague
Kartel Narkoba Tembak Helikopter Polisi & Bom Militer Kolombia
Demo Mahasiswa di DPR Ricuh Gara-Gara Pembakaran Ban, Polisi Sigap Redam Ketegangan
FAM68 – Aksi demonstrasi mahasiswa di depan gerbang Gedung DPR/MPR RI awalnya berjalan terkendali. Namun, situasi tiba-tiba memanas ketika sejumlah orang berusaha membakar ban bekas. Saat itu, polisi yang berjaga langsung bergerak cepat untuk mencegah upaya tersebut.
Setelah itu, petugas segera menggunakan alat pemadam api ringan (APAR) dan memadamkan kobaran api. Karena tindakan itu, mahasiswa dan polisi pun terlibat pertengkaran sengit. Akibatnya, muncul kericuhan kecil yang ditandai dengan kepulan asap serta dorong-mendorong di antara kedua pihak.
Meski begitu, ketegangan tidak berlangsung lama. Beberapa mahasiswa menegaskan, “Kami tidak menghalangi, kami hanya memadamkan.” Pada saat bersamaan, aparat sigap meredam benturan sehingga suasana berangsur kondusif. Selanjutnya, polisi menegaskan, “Silakan berorasi, tetapi kami tidak mengizinkan pembakaran ban.”
Mendengar pernyataan itu, sejumlah mahasiswa segera melancarkan serangan verbal dengan kata-kata kasar. Selain itu, beberapa di antara mereka melempar botol minum ke arah polisi. Walaupun sempat memanas, kondisi akhirnya kembali terkendali. Kemudian, massa tetap melanjutkan orasi di depan gedung wakil rakyat tersebut. Hingga sore hari, aparat terus melakukan pengawasan ketat demi mencegah bentrokan susulan.
